Daily Archives: September 2, 2010

Cukup Maksimal 7 kali

Apa yang maksimal 7 kali ? ?

7 kali untuk merasakan masa terpuruk, terjatuh dan putus asa. Apakah terlalu banyak ? Tidak bagi saya. Cukup paling banyak 7 kali. 7 kali adalah batas toleransi saya untuk masa terpuruk yang saya rasakan. Tapi jarang sekali saya alami masa seperti itu sampai 7 kali terulang dan terulang lagi. Saya mengerti diri saya dan saya berhak atas hidup saya untuk membuat setiap batasan-batasan untuk mengatur setiap perjalan hidup saya.

Yupss…
Satu kali menangis, dua kali bosan ini dan itu, tiga kali enggan beraktifitas, sampai dengan hidup tak bergairah. WAJAR, manusia merasakan fase tersebut. Saya adalah manusia biasa yang berusaha untuk selalu menciptakan bahagia. Bahagia dengan arti “saya mampu melakukan yang terbaik u diri saya dan orang-orang yang saya sayangi”. Bahagia yang terkadang butuh tangan ganda, hati sekuat baja, dan otak secerdik profesor didunia untuk menaklukan setiap teka-teki yang harus saya pecahkan, yah..teka-teki yang selalu saya sebut sebagai pengganti kata “ujian dari Tuhan”…

Seperti halnya saya manusia, saya sama seperti kalian semua, yang punya hati yang terkadang tersenyum dan sesekali menangis. Manusia yang sama-sama butuh makan dan minum untuk dapat bertahan hidup. Manusia yang terlahir sama, sama-sama menangis sebagai awal perkataan yang terlontar. Manusia yang harus berusaha keras mencukupi kebutuhan fisik dan psikis mereka. Itu saya, saya adalah manusia. Saya bukan robot!

“Saya tak berdaya”
“Saya sudah lelah dengan ini semua”
“Berat sekali masalah yg saya hadapi”
“Saya ingin mati saja”
Dan kalimat-kalimat lain yang sering dilontarkan manusia saat dia kelelahan dalam menjalani kehidupan. Begitupun dengan saya.
Lagi-lagi saya bilang itu “WAJAR” asal satu hal “ITU TIDAK BERKEPANJANGAN”..

Saat saya berkata “Saya tak berdaya”, saya lihat disekeliling saya banyak orang-orang yang bermalam di rumah sakit karena menderita berbagai macam penyakit. Mereka tidak berdaya, makan minum harus dibantu. Bagaimana dengan saya, saya masih bisa makan tanpa kekurangan, saya masih bisa berjalan tanpa harus dituntun, saya masih bisa menolong orang meski hal yang sangat kecil. Ternyata saya sangat berdaya, saya mampu berdiri diatas kaki saya sendiri. Senyum pun kembali bersemi saat saya menyadari hal ini…

Saat saya berkata “Saya sudah lelah dengan semua ini”, saya ingat-ingat kembali masa lalu saya dimana banyak perkara yang mampu saya pecahkan. Saya selalu sanggup walau saya harus mengahadapinya seorang diri, dan hatipun tertegun saat mengingat perjuangan orang tua saya dalam menghidupi saya. Apakah mereka pernah mengeluh “papah / mamah lelah mengurus kamu”. Tidak pernah sama sekali ! Lalu kenapa saya harus lelah dengan hal kecil ini, semangat dan rasa lelah pun hilangs seketika…

Saat saya berkata “Berat sekali masalah yang saya hadapi”. Pertanyaan selanjutnya “memang seberat apa seh masalah lo?”. Apa seberat seorang anak yang hidup sebatang kara di dunia ini ? Apa seberat sebuah keluarga yang harus berfikir apakah besok masih bisa makan atau tidak ? Apakah seberat seorang anak yang harus mengalami nasib ke dua orangtuanya bercerai ? Tidak…! Masalah saya ternyata tidak berat, saya harus bersyukur dan harus bisa tersenyum kalau saya masih cukup beruntung, masih bisa makan, masih bisa tidur dengan nyenyak, masih bisa merasakan kasih sayang dari orangtua. Kembali rasa syukur terlontar dan senyum kembali menghiasi wajah saya…

Saat saya berkata “Saya ingin mati saja”..ini adalah kata yang selalu dengan keras saya berusaha untuk tidak mengucapkannya. Untungnya baru sekali dalam hidup saya, saya mengucapkan kalimat tersebut. Bagaimana tidak parah, manusia macam apa saya kalau saya tidak bersyukur untuk setiap nafas yang masih boleh saya rasakan. Beribu-ribu orang diluar sana, berusaha keras melakukan apapun untuk bisa hidup, untuk bisa sehat. Berobat ke luar negeri dan hal-hal lain yang gak sebanding dengan nilai “kesehatan dan kehidupan yang saya masih bisa rasakan”,hal ini adalah anugerah yang paling bernilai yang memampukkan saya menghargai setiap nafas yang masih boleh saya rasakan. Lagi-lagi saya kembali bersyukur..

Yapps….cukup 7 kali saya terjatuh, menangis, dan merasa tak berdaya. Dan hal-hal diatas yang memampukkan saya untuk kembali bangkit.^.^

Lagi-lagi . . .

Saya masih punya Tuhan, yang selalu setia menguatkan setiap kelemahan hati saya. Dia satu-satunya yang memampukkan saya untuk masih bisa berfikir sehat “untuk apa saya hidup didunia”…

Saya masih punya keluarga, yang dengan setia tanpa pamrih menemani setiap fase dikehidupan saya. Dan yang memampukkan saya untuk masih bisa bersemangat “untuk meraih mimpi2 untuk membuat mereka bahagia”…

Saya masih punya sahabat, yang tanpa lelah mewarnai setiap hari-hari saya, dengan canda, tawa, jenaka yang memampukkan saya “untuk sejenak melupakan setiap ujian dikehidupan”…

Saya masih punya kalian yang memampukan saya “untuk bercermin bahwa saya masih jauh lebih beruntung dengan segala ujian dan kekurangan yang saya miliki sekarang”….

7 kali, terlalu sering ! ! !
Waktu demi waktu saya akan belajar untuk mengurangi masa itu, 6 kali, 5 kali atau bahkan cukup dengan 1 kali…^_^

Ya….ini hanya share aja, kadang saya pun pernah merasakan terpuruk atau sejenisnya. Tapi ternyata itu tidak seburuk apa yang saya bayangkan. Begitupun mungkin dengan kehidupan teman-teman. Sedih, duka, masalah, ujian itu WAJAR 🙂 tapi jangan lama-lama, itu intinya…!!!

Saya dan Kalian terlalu berharga untuk menangis dan bersedih…
Saya dan Kalian terlalu berharga untuk merasakan sakit hati…
Saya dan Kalian adalah manusia yang LUAR BIASA yang mampu selalu menciptakan BAHAGIA dengan kesempatan yang selalu sama.

Karena bahagia ada didalam hati dan pikiran kita, bukan berada diluar sana dan bukan kita cari dengan susah payah.
Bahagia kita yang menciptakan, dan terus berusaha untuk menciptakan bahagia…!

The Last,

Saya belajar untuk selalu menciptakan bahagia…
Saya belajar untuk selalu menciptakan senyum dan tawa…
Saya belajar karena saya adalah manusia!
Saya manusia maka karena itu saya ingin selalu bahagia!
Saya ingin selalu bahagia karena Tuhan hanya memberi saya satu kali kesempatan untuk terlahir di dunia dan hidup entah sampai berapa lama…

Hidup adalah kesempatan untuk menyiapkan diri menghadapi kematian dan untuk berusaha meraih kekekalan kehidupan “SURGA”…


-saya bahagia-
Dianita Tiastuti

2 Comments

Filed under Motivasi, Tulisan Dyan

Asuransi Sebagai Tanda Cinta

“Ketika kepala keluarga dari keluarga kaya raya meninggal dunia dan meninggalkan tiga orang anak dan seorang isteri. Sampai kapankah mereka masih dapat bertahan hidup dengan tidak adanya pemasukan yang mereka dapatkan dari sumber income mereka ?”

Saya akan bahas pertanyaan tersebut diakhir tulisan saya ini. Sebelumnya saya ingin memberitahukan sedikit tentang asuransi. Asuransi memiliki banyak definisi salah satunya pengertian asuransi berdasarkan KUHD Pasal 246 yaitu “Asuransi adalalah suatu perjanjian di mana penanggung dengan menikmati suatu premi mengikat dirinya terhadap tertanggung untuk membebaskannya dari kerugian kerugian akan kehilangan kerugian atau ketiadaan keuntungan yang diharapkan, yang dapat diderita olehnya karena suatu kejadian yang tidak pasti.” Sederhananya asuransi adalah cara mengalihkan sebuah risiko (ketidakpastian). Asuransi memiliki awal mula yang berbeda-beda di setiap negara namun jika di lihat di Indonesia, awal mula asuransi itu di bawa oleh penjajah Belanda tepatnya pada saat kesadaran nasional Indonesia terbangun, yaitu pada saat berdirinya Budi Utomo pada tahun 1908. Pada saat itulah pertama kali perusahaan asuransi berdiri di Indonesia yang hingga sampai dengan saat ini perusahaan tersebut dikenal dengan AJB Bumiputera 1912 (telah mengalami beberapa kali perubahan nama).

Masyarakat Indonisia masih kerap kali salah dalam mengerti esensi dari berasuransi. Masyarakat Indonesia mengasuransikan dirinya saat mereka sakit, atau saat mereka dalam posisi yang tidak mengenakkan. Padahal apada dasarnya asuransi adalah suatu itikad baik, dimana ketika sesorang berasuransi mereka tidak mengharapkan keuntungan atau mendapatkan sesuatu dari hasil  asuransi mereka. Seharusnya kita berasuransi karena kita sehat bukan karena kita sakit-sakitan, kita berasuransi karena kita kaya atau miskin, kita berasuransi karena kita ingin mengcovervalue yang tinggi yang kita miliki”, kita ingin menjaga apa yang kita telah miliki dengan asuransi. Risiko adalah sesuatu yang tidak pasti dan tak ada satu orangpun yang tahu apakah kita akan menerima sebuah risiko. Dalam kasus inilah asuransi berperan untuk menjaga apa yang kita memiliki. Dan tidak ada keuntungan baik pada pihak penanggung (perusahaan) dan pihak tertanggung (pemegang polis), tidak ada pihak yang diuntungkan. Inilah itikad baik yang harus dimiliki dalam melakukan perjanjian asuransi. Sebagai contoh : ketika sanak keluarga kita meninggal, mana ada yang bahagia. Apakah UP (Uang Pertanggungan) itu dapat menggantikan Ia yang sudah meninggal? Jawabannya pasti tidak dan begitupun dengan pihak asuransi.

Asuransi yang ada sekarang terbagi menjadi tiga macam asuransi yaitu asuransi jiwa (seperti contoh-contoh yang sudah diberikan sebelumnya), asuransi kerugian, dan asuransi kesehatan. Asuransi jiwa adalah pengalihan risiko kematian (risiko dimana tidak ada satu orangpun yang tau kapan kita mati) dan jiwa seseorang ini dinilai dari nilai atau value yang dapat ia hasilkan ketika mereka hidup. Asuransi kesehatan biasanya jadi pelengkap dalam asuransi jiwa, asuransi kesehatan cenderung bersifat customize, dalam arti segala penyakit yang ingin di cover tergantung dari keinginan pemegang polis namun tidak semua penyakit di cover dikarenakan risikonya yang terlalu tinggi. Dan yang terakhir adalah asuransi kerugian. Asuransi kerugian disini objek yang diasuransikan adalah benda, seperti mobil, rumah dan barang-barang berharga lainnya. Macam asuransi ini dilihat dari objek yang diasuransikan, semua objek yang diasuransikan akan disetarakan dengan nilai UP (Uang Pertanggungan). UP adalah sejumalah uang yang disetarakan dengan besarnya risiko nyang memiliki nilai nominal yang telah disesuaikan dengan keadaan pemegang polis.

Di Indonesia sampai dengan tahun 2009, masyarakat yang mengasuransikan dirinya baru sekitar 11%, presentase ini paling kecil jika dibandingkan dengan Malaysia (60% penduduk memiliki asuransi), Singapura (80% penduduk memiliki asuransi). Keadaan tersebut menjadi cermin bahwa tingkat asuransi di Indonesia masih sangat kecil. Banyak orang berpendapat bahwa masyarakat masih takut mengikuti asuransi karena takut rugi, karena asuransi mahal, padahal tarif premi asuransi bervariatif harganya dan asuransi tidak pernah ada kata untung atau rugi. Presentase yang sangat kecil ini merupakan peluang emas bagi para perusahaan asuransi untuk bersaing dan mendapatkan pasar yang seluas-luasnya. Dan terdapat studi yang menyimpulkan bahwa “tingkat kemakmuran suatu negara dapat dilihat dari presentase masyarakatnya yang mengikuti asuransi, keduanya berbanding lurus.” Sebagai contoh yang baru hangat tepat tanggal 24 Maret 2010 Presiden Barak Obama mengeluarkan peraturan baru di Amerika, mengatakan bahwa “semua perusahaan asuransi di Amerika tidak boleh menolak pengajuan asuransi dari siapapun tanpa pengecualian”.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya asuransi memberikan banyak manfaat, dan saya ingin menyimpulkan manfaat asuransi yang lebih mudah dipahami. Pertama manfaat asuransi adalah jaminan, maksudnya jaminan adalah dengan membayar premi maka penangung akan mendapatkan sebuah jaminan, misalkan pada hari tua tertanggung akan diberikan jaminan sejumlah uang sebagai santunan biaya hidupnya. Manfaat ke dua adalah manfaat sosial, DS. Hansel memberikan definisi atas asuransi yaitu “Insurance may be defined as a social device providing financial compansation for the effect of misfortunes, the payments being made from the accumulated contributions of all parties participating in the scheme”. Dapat dilihat bahwa asuransi sebagai suatu rencana sosial yang bertujuan memberikan santunan kepada orang yang terkena dan tertimpa musibah dengan mengumpulkan kontribusi dari seluruh pihak yang berpartisipasi dalam asuransi tersebut (gotong royong). Manfaat ke tiga adalah manfaat ekonomi, ekonomi adalah suatu disiplin ilmu tentang usaha manusia mencari kepuasan guna memnuhi kebutuhan dengan berusaha mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin dengan pengrobanan yang seminimal mungkin.  Namun upaya tersebut selalu mengandung risiko dalam mencapainya, manusia selalu dihadapkan dengan sebuah ketidakpastian, untuk meminimalisir risiko itu manusia akhirnya mengikuti asuransi. Dan manfaat terakhir adalah manfaat fianansial, disini dikaitkan dengan segala premi yang dibayarkan itu diinvestasikan dalam bentuk deposito, surat berharga, aktifa tetap, dan lain-lain sehingga hasil investasi tersebut dapat mengahsilkan penghasilan. Jadi dapat dikatakan perusahaan asuransi merupakan lembaga keuangan yang ditempatkan dibawah naungan Departemen Keuangan.

So…

Jika dikaitkan dengan pertanyaan di awal tadi, dapat terlihat dengan jelas bahwa segala sesuatu di dunia ini tidak pasti dan kita sebagai manusia hanya dapat meminimalisir ketidak pastian itu, “itulah asuransi”. Sebagai wujud cinta kasih kita kepada orang-orang yang menyayangi kita.


9 Comments

Filed under Aktuaria (Matematika Asuransi)

Sekilas Tentang “Aktuaria”

Aktuaria, kata yang telah saya sebutkan di artikel pertama saya ketika membuat blog ini. Aktuaria tepatnya adalah jurusan yang saya ambil saat kuliah Diploma di Universitas Indonesia. Awal mulanya saya tidak tahu apa-apa mengenai aktuaria sampai pada akhirnya saya lulus D3 dan bekerja dibagian aktuaria di salah satu perusahaan asuransi tertua di Indonesia, saya sedikit demi sedikit mengerti “esensi” dari profesi aktuaris tersebut.

Saat ditanya oleh beberapa orang pertanyaan yang masih saya ingat sampai sekarang “Apa seh aktuaria ?” ya… saya selalu menjawab dengan singkat pertanyaan tersebut “Matematika asuransi”. Orang akan menjadi tahu sedikit tentang kata tersebut. Dimanapun dan kapanpun orang selalu bertanya tentang jurusan kuliah saya itu, sampai terkadang saya malu dengan jurusan yang saya ambil itu. hehehe;p, tapi sekarang saya sangat tidak malu, saya bangga dengan pendidikan yang telah saya tempuh selama 3 tahun yang bekaitan dengan bidang aktuaris, yah lagi-lagi karena saya adalah orang yang beruntung mengetahui tentang ilmu tersebut, yuppp dikarenakan dari banyak penduduk Indonesia hanya segelintir kecil yang mengetahuinya. Beruntung sekali saya mengetahui sesuatu yang sangat menjanjikan dan masih dapat dikatakan langka.

Statistik 1 2 3, Matematika Dasar, Matematika Asuransi, Ekonomi, Demografi dan lainnya adalah mata kuliah atau pelajaran-pelajaran yang saya pelajari selama kuliah di jurusan tersebut. Jadi sangat tepat jika saya menjawab pertanyaan orang-orang mengenai apa itu aktuaria ” Matematika Asuransi”. Karena memang hampir seluruh mata kuliah berkaitan dengan hitung-hitungan (matematika).

Sempat keteteran mengikuti perkuliah, secara saya tidak begitu mahir dan tertarik dengan matematika. Tapi saya coba mengikutinya, dan bersyukurlah saya karena diajar oleh dosen-dosen yang notabene orang-orang penting di dunia asuransi seperti mantan direktur AJB Bumiputera 1912 dan orang-orang penting lainnya. So…saya berhasil lulus tepat waktu dan dengan hasil yang bisa dibilang memuaskan menurut takaran saya. Dan beruntunglah saya karena langsung ditawari kerja di departemen Aktuaria AJB Bumiputera 1912.

FYI, Aktuaris adalah gelar profesi yang disandang oleh orang-orang yang telah lulus mengikuti serangkain tes yang diselengarakan oleh PAI (Persatuan Aktuaris Indonesia). Bisa dilihat situsnya di http://www.aktuaris.org/ . Sampai dengan saat ini Aktuaris di Indonesia masih sangat sedikit dibanding lapangan pekerjaan yang sangat banyak (terdapat kurang lebih 90 perusahaan asuransi di Indonesia).  So…sangat menjanjikan sekali untuk berkarier dibidang tersebut.

Baru saja saya membuka salah satu blog teman saya yang merupakan lulusan Matematika Universitas Indonesia, Amri Ilmma. Dia menceritakan sedikit tentang aktuaria yang merupakan salah satu mata kuliah peminatan dari jurusan matematika. Yups..”Bagi yang bercita-cita untuk menjadi aktuaris, maka ini adalah pilihan yang cocok. Aktuaris adalah seorang ahli yang dapat mengaplikasikan ilmu matematika, keuangan, dan teori statistika untuk menyelesaikan persoalan-persoalan bisnis aktual. Salah satu pekerjaannya adalah bagaimana menentukan rate premi asuransi.” penjelasan singkatnya mengenai aktuaria.

Terdapat salah satu yang informasi yang sangat menarik ditulisannya yang berjudul “Matematika : Apa, bagaimana, dan  mau jadi apa ?” :

“CareerCast meniliti tentang 200 pekerjaan terbaik dan terburuk di Amerika tahun 2010 berdasarkan 5 kategori utama, yaitu tingkat pendapatan, prospek pekerjaan, lingkungan kerja, tingkat stress, dan tuntutan fisik. Penelitian tersebut menggunakan data dari Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika, Sensus, dan Studi Asosiasi Dagang. Berikut adalah ranking teratas dari 200 pekerjaan yang diteliti”

Data  ini jelas sangat mendukung pernyataan awal saya bahwa profesi aktuaris sangat menjanjikan. Dan jika ingin mengetahui lebih lanjut tentang aktuaria bisa bertanya dengan saya atau lihat blog teman saya Amri Ilmma..

So…bagi yang menyukai matematika gak ada salahnya mencoba bidang ini. ^_^

151 Comments

Filed under Aktuaria (Matematika Asuransi)