Tukang service AC walau hanya lulusan SMP, walau dibayar hanya Rp 100.000,- untuk membetulkan dua buah AC, bersedia panas-panasan naik motor dengan membawa dua box alat-alat perangnya, Mereka mampu membuat Saya tidur sangat nyenyak siang ini dan ke depannya…
Kalau tak ada mereka Saya harus membuang AC Saya yang lama dan membeli yang baru dengan harus mengeluarkan uang jutaan rupiah. Kalau tidak ada mereka, Saya tidak akan bisa tidur nyenyak siang dan malam. Kalau tidak ada mereka Saya tidak akan bisa segar saat membuka mata setiap paginya…
Walau Rp 100.000,- tidak seberapa bagi Saya dan mungkin Anda, tapi nilai itu sungguh berharga buat Mereka. Uang Rp 100.000,- yang tak sebanding dengan waktu efektif Saya dalam beristirahat setiap harinya.
Bukan hanya tukang AC, seperti tukang tambal ban sepeda motor atau mobil, kuli bangunan, dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang terkadang kita pandang sebelah mata. Tanpa mereka kita tak bisa dengan mudah menjalani hari-hari kita.
Itulah kebesaran Tuhan. Seketika Saya terdiam sesaat tukang service AC itu beranjak pergi dari kediaman Saya. Saya tersadar akan maksud Tuhan untuk setiap kehidupan Kita. Ada dia yang jago matematika, ada dia yang mampu bekerja kantoran dan mampu mengoperasikan komputer, ada dia yang memiliki fisik yang kuat untuk membangun setiap bangunan, ada dia yang walau hanya lulusan SD atau SMP tapi mampu membetulakan berbagai alat elektronik. Ada semuanya…
Tuhan mendelegasikan pekerjaan yang berbeda-beda kepada masing-masing kita. Jadi kita tak perlu takut, karena masing-masing kita ini adalah berbeda dan berharga.
Menghargai dan ikhlas menerima adalah kuncinya. Menghargai bahwa setiap orang memiliki kelebihan walau pengarhargaan dari kelebihan itu berbeda-beda, ada yang ratusan juta perbulan bahkan ada yang sekali membetulkan AC hanya Rp 100.000,-. Yah..lagi-lagi tak boleh sombong dan besar hati, karena semuanya saling melengkapi dan pasti membutuhkan untuk tercipta sebuah hal yang bisa kita nikmati secara bersama-sama.
The last…
Ikhlas, untuk mereka yang dihargai tidak terlalu tinggi. Ikhlas, untuk mereka yang dihargai tinggi namun memiliki stress yang lebih tinggi. Ikhlas, karena setiap hal memiliki risiko yang seimbang dan pastinya sesuai dengan hal apapun yang dikerjakan.
So…
Arsitek yang hebat takkan mampu membuah gedung bertingkat tanpa kuli bangunan yang hanya mungkin berpendidikan SD SMP atau SMA.
Para pengendara motor dan alat transportasi lainnya takkan mampu berkendara dengan aman dan nyaman tanpa tukang bengkel atau tambal ban yang hanya sebatas mengerti bagaimana cara membetulkan atau menambal ban.
Para pemikir-pemikir hebat, tokoh-tokoh hebat, bos-bos besar, otak-otak berlian, pemilik uang miliaran bahkan triliunan, mereka tak bisa berdiri sendiri, mereka butuh para pekerja yang mengandalkan fisik dan tenaga bahkan keahlian untuk membuat mimpi-mimpi mereka menjadi kenyataan.
Dan orang-orang yang hanya bekerja sebatas mengandalkan fisik atau sejenisnya membutuhkan mereka orang pintar dan kaya raya untuk menghidupi sanak keluarga dan dirinya, dan merealisasikan mimpi-mimpi sederhana mereka yang terkadang mereka takut untuk mengukirnya.
Indahnya hidup saat masing-masing kita tahu indahnya perbedaan, indahnya menghargai, dan indahnya ikhlas menerima jalan hidup yang sudah diskenariokan Tuhan untuk masing-masing kita.
Setiap KITA BERHARGA…
*Terima kasih tukang AC, karena telah menginspirasi Saya siang ini. Dan terima kasih karena Saya mampu beristirahat lebih nyaman lagi.