Category Archives: Jalan-jalan

Jalan-jalan Penuh Pelajaran


-Mereka tertawa dan terus tertawa, menikmati hidup yang sebenarnya tak layak di mata saya. Tapi mereka terus tertawa dan bahagia-


-Saya berada di tengah-tengah mereka, berusaha untuk tertawa seperti mereka. Berusaha untuk menikmati hidup seperti mereka-


-Warung kecil tempat mereka jajan dan menghabiskan uang. Jajanan murah meriah dan entah apakah bersih atau tidak. Bukan seperti saya dan kalian, jalan-jalan di mall menghabiskan banyak uang yang setara dengan penghasilan bulanan mereka-


-Nenek Tua berusia 85 tahun itu tinggal disendiri. Langkah kakinya terasa berat namun Ia tetap bahagia karena Ia tahu “anak-anaknya kini telah sukses di luar sana”-


-“Ka..foto lagi, foto lagi Ka!” Teriak mereka penuh canda tawa, senyum dan bahagia-


-Mereka tidak pernah bermimpi apa-apa. Cukup bisa makan hari adalah suatu anugerah terindah-


-Saya sama seperti mereka dan mereka pun sama seperti saya. Apa yang membedakan saya dan mereka? Saya terlahir lebih beruntung dibanding mereka dan mereka terlahir untuk selalu bisa bersyukur, tidak seperti saya-

Jalan-jalan saya yang paling mengesankan.
Beberapa hari saya habiskan waktu bersama mereka dengan mencoba berempati dan merasakan hidup seperti mereka.
Hati ini hanya bisa menangis namun muka tetap tersenyum.
Betapa indahnya tawa dan senyum mereka.
Mereka tak pernah mengeluh, mereka terus menjalani hari mereka dan selalu bersyukur dengan apapun yang mereka punya.
500 ribu cukup untuk hidup 6 anggota keluarga dalam sebulan. Sedangkan saya dan kalian mungkin sekejap mata uang itu lenyap.
Indomie 3 bungkus pun sudah menjadi sesuatu yang luar biasa untuk mereka.

“Pelajaran apa Tuhan yang Kau berikan kepada saya ?”

Pelajaran untuk sesekali melihat “ke bawah” dan berhenti sejenak membanding-bandingkan orang yang ada di atas saya.
Pelajaran untuk lebih bersyukur dengan apa yang saya miliki sekarang.
Belajar untuk tidak mengeluh, untuk tidak menyalahkan Tuhan, untuk tidak merasa bahwa diri saya adalah orang yang paling menderita di dunia…
Kali ini saya kalah, saya kalah dengan mereka.
Kalah dengan “mereka” yang tidak memiliki apa-apa tapi mereka memiliki “bahagia di dalam hati mereka”.

Hidup untuk bersyukur…
Hidup untuk berbagi…
Hidup untuk merasakan bahagia…
Dan hidup untuk tidak menyalahkan Tuhan untuk apa yang saya miliki sekarang…

Kali ini saya kalah!
Tapi saya akan menang karena saya telah mengetahui satu hal “uang bukanlah jaminan kebahagiaan”

Belajar bersyukur dari orang-orang yang tidak seberuntung saya…
Dan,
Belajar untuk tetap bersemangat meraih mimpi dari orang-orang yang lebih jauh beruntung dari saya…
Itulah keseimbangan hidup yang berusaha saya terapkan.

Saya hidup adalah untuk menghidupkan “kehidupan”…

Leave a comment

Filed under Jalan-jalan

Foto-Foto Liburanku Bersama Sahabat

Liburan yang sangat mengesankan ^_^.
Berikut kronologisnya, kali ini hanya berupa gambar yah. Tulisannya menyusul yah…
Silahkan menginterprestasikannya sendiri dulu…hihi

Lets Start…

Untuk foto pas keberangkatan awal tidak ada, karena kita jalan dengan dua mobil yang terpisah…

Foto pertama,

Berhenti sejenak untuk menunaikan kewajiban…

Foto kedua,

Inilah alat transportasi yang Kami gunakan, Double Xenia…

Foto ketiga,

Akhirnya sampai juga, disebuah saung untuk menyantap makan siang…

Foto keempat,

Bersiap untuk rafting namun terlebih dahulu mendengarkan instruksi dari yang ahli…

Foto kelima,

Tos!!! Untuk memulai rafting Kami…

Foto keenam,

Tim dibagi menjadi dua, ini adalah Tim Biru yang beranggotakan Saya, Inggita, Galih, Syafril dan Gera…

Foto ke tujuh,

Tim kedua adalah Tim Kuning yang beranggotakan Indri, Ratih, Nanto, Amy dan Ridwan…

Foto kedelapan,

Tim secara keseluruhan yang siap bertempur dimedan perang “Palayangan River”…

Foto ke sembilan,

Latihan di air yang tak berarus, “kanan kuat, kiri kuat…instruksi yang selalu dilontarkan oleh ketua Tim”…

Foto kesepuluh,

Keadaan Tim Biru ditengan sungai yang berarus deras…

Foto kesebelas,

Gaya Tim Kuning yang tidak mau kalah…

Foto keduabelas,

Berhenti sejenak untuk beristirahat dan berfoto-foto…

Foto ketigabelas,

Akhirnya selesai juga, pengalaman pertama “Bermain dengan Alam – Rafting”…

Foto keempatbelas,

Akhirnya tiba di tempat kita bermalam…

Foto kelimabelas,

Menjelang malam yang terasa sangat dingin meski berada didalam ruangan…

Foto keenambelas,

Facmy Muh. Fajri tepat berulang tahun di tanggal 19 September 2010…

Foto ketujuhbelas,

Bermain kembang api untuk merayakan hari ulang tahun Amy…

Foto kedelapanbelas,


Jalan pagi mengitari persawahan dan melihat pemandangan yang begitu luar biasa indah dan sangat menakjubkan, sambil membeli bahan untuk sarapan…

Foto kesembilanbelas,

Masak…Masak Nasi goreng sambil siap-siap bergegas pulang…

Foto keduapuluh,

Akhirnya, selesai juga berbenah, waktunya untuk ke tempat selanjutnya dan kembali ke Depok…

Foto keduapuluh satu,

Inilah Villa yang kita diami beserta keluarga yang empunya rumah. Keluarga bahagia…

Foto keduapuluh dua,

Selamat datang di tempat wisata Kawah Putih…

Foto keduapuluh tiga,

Berjalan menuju tempat pembelian tiket…

Foto keduapuluh empat,

Beli tiket masuk. Untuk hal ini bagian Ibu Inggit..hehe, Pak Galih numpang foto terus neh.hehe…

Foto keduapuluh lima,

Menuju Kawah putih menggunakan alat transportasi umum “Ontang-anting”…

Foto keduapuluh enam,

Didalam Ontang-anting, 20 menit perjalanan menuju Kawah Putih…

Foto keduapuluh tujuh,

Sampai juga, Indahnya dan dingin sekali, serta bau belerang yang membuat nafas sedikit terganggu dan mata perih. Tapi tetap “luar biasa menakjubkan”..

Foto keduapuluh delapan,

“Mereka” teman-teman terbaikku yang selalu memiliki semangat yang luar biasa…

Foto keduapuluh sembilan,

Hasil jepretan Galih, indahnya pemandangan disana…

Foto ketigapuluh,

Hehehe…sayang kalau saya tidak narsis disana;p, untuk kali kedua saya berkunjung kesini…Thx untuk fotonya yah…

Foto ketigapuluh satu,

On the way turun, kali ini duduk di depan tepat disamping supir Ontang-anting….

Foto ketigapuluh dua,

Kali ini mobil yang saya tumpangi tidak berhenti di tempat pemetikan strawbery, hanya mobil satunya yang singgah…

Foto ketigapuluh tiga,

Berkunjung ke KPBS Pangalengan untuk membeli susu^^…

Foto ketigapuluh empat,

Kejadian yang tak diduga, kunci mobil tertinggal di dalam. hehe…

Foto ketigapuluh lima,

Beli susu, ternyata susu strawbery enak yah rasanya, setelah sekian lama saya akhirnya “mau” mencicipinya…

Itulah perjalanan liburan saya selama dua hari…^_^

The Last,

7 Comments

Filed under Jalan-jalan

“Pulau Lombok” Tak Sepedas Seperti Namanya

27-30 Juli 2010

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya menghabiskan beberapa hari di pulau eksotik ini. Mungkin ini adalah hadiah Tuhan untuk kerja keras saya selama semester IV. Sebetulnya bukan liburan atau jalan-jalan, lebih tepatnya adalah kerja. Yups.. Saya dipercayakan oleh salah satu dosen saya Ibu Henny S. Widyaningsih untuk membantu Beliau melaksanakan sebuah acara rutin tahunan Kemenenterian Komunikasi Informasi (Kominfo) yaitu AMH (Anugerah Media Humas) 2010. Acara yang berlangsung pada tanggal 28 Juli 2010, dengan kata lain ada waktu dua hari bebas untuk menikmati indahnya Pulau Lombok (waktu yang tidak lama dan tidak sebentar juga). Bersyukur untuk empat hari tak terlupakan…^^

Lombok…

JYI, merupakan sebuah pulau di Kepulauan Sunda Kecilatau Nusa Tenggara yang terpisahkan oleh Selat Lombok dari Bali di sebelah Barat dan Selat Alas di sebelah Timur dari Sumbawa, dimana 80% penduduknya adalah Suku Sasak (Suku Bangsa yang masih dekat dengan suku bangsa Bali, tetapi sebagian besar memeluk agama Islam). Lombok dalam banyak hal mirip dengan Bali, dan pada dasawarsa tahun 1990-anmulai dikenal wisatawan mancanegara. Namun dengan munculnya krisis moneter yang melanda Indonesia pada akhir tahun 1997 dan krisis-krisis lain yang menyertainya, potensi pariwisata agak terlantarkan. Lalu pada awal tahun 2000 terjadi kerusuhan antar-etnis dan antar agama di seluruh Lombok sehingga terjadi pengungsian besar-besaran kaum minoritas. Mereka terutama mengungsi ke pulau Bali. Namun selang beberapa lama kemudian situasi sudah menjadi kondusif dan mereka sudah kembali. Pada tahun 2007 sektor pariwisata adalah satu-satunya sektor di Lombok yang berkembang.

Itu dia sekilas tentang Lombok…^.^

Selasa 27 Juli 2010 tepatnya malam hari adalah jadwal penerbangan saya menuju Lombok, pesawat seperti biasa delay sekitar satu jaman. Cuaca di Jakarta-Lombok dan sekitarnya pada hari itu sedang tidak baik alhasil penerbangan saya di delay. Saya pergi ke Lombok dengan rombongan Komenterian Komunikasi Informasi serta tiga teman saya lainnya (Tya, Resty dan Aldi) namun saya dan Resty kurang beruntung karena kami harus terpisahkan dari rombongan dengan menggunakan flight di malam hari. Persiapan berkas-berkas dan kelengkapan acara yang membuat saya dan Resty kewalahan pada hari itu ditambah dengan berita-berita mengenai cuaca di Lombok yang sedang tidak baik. Yups..kami hanya  bisa berdoa agar penerbangan kami baik-baik saja. Dan puji Tuhan akhirnya kami sampai di pulau Lombok tepatnya Kota Mataram dengan selamat walau sepanjang perjalalanan pesawat yang kami tumpangi beberapai kali mengalami goncangan (mungkin karena angin yang sangat kencang).

Setengah jam waktu yang saya tempuh dari Bandar Udara Selaparang ke Santosa Villas & Resort tepaynya di Jl. Raya Senggigi. Saat tiba di hotel saya sudah tidak asing, karena sebelumnya saya sudah mencari tahu hotel yang akan saya tempati di Mr. Google. Saya tiba tepatnya pukul satu malam waktu NTB, satu jam berbeda dengan kota Jakarta. Saya langsung menaruh barang-barang saya di kamar dan langsung mengerjakan tugas-tugas untuk acara besok paginya bersama teman seperjuangan saya Tya, Aldi dan Resty.

Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 4 waktu setempat dan saya masih beraktifitas. Saya mencoba untuk memejamkan mata beberapa menit, akhirnya satu jam lebih saya bisa mengistirahatkan badan saya. Cuaca di Lombok tidak jauh beda dengan tempat tinggal saya di Depok, malah dapat dikatakan udara yang saya rasakan sedikit panas dan lembab sehingga membuat badan saya agak lengket.

Pukul 6 saya sudah bersiap-siap, mandi, mengurus ini dan itu, mencari baju batik sebagai tema baju pagi sampai dengan sore hari.  Ini…itu…Saya kerjakan dan saya cari. Cukup lelah karena saya harus menggunakan sepatu high heels. Saya bertugas menjaga stand display barang-barang (Penerbitan Internal, Marchendise, Company Profile seluruh peserta AMH 2010 yang berasal dari Lembaga Kementerian, Perguruan Tinggi Negeri, BMU dan Lembaga Pemerintah Derah. Dengan total peserta sekitar 160). Senyuman dan sapaan tak pernah putus terlontarkan untuk setiap tamu yang datang. Kartu nama banyak saya terima dari berbagai humas-humas yang ikut serta dalam acara tersebut. Pengalaman yang belum saya dapat sebelumnya, berkenalan dengan orang-orang baru yang menggeluti bidang humas, seperti Humas Universitas Indonesia Vishnu Juwowno. Saya beberapa kali diminta untuk menemani para tamu menggambil gambar dengan background stand yang saya jaga. Dari orang Jawa, Kalimantan, Sumatera saya temui disana dengan logat bahasa meraka yang cukup unik dan bervariasi. Saya pun terus mengabadaikan setipa moment yang khas untuk dokumentasi saya pribadi. Rasa lelah tak begitu terasa karena perasaan saya yang cukup happy mendapatkan banyak hal-hal baru. Sampai tiba akhirnya sekityar pukul 4 acara selesai dan saya bersiap untuk acara puncak di malam harinya.

Kepala saya terbagi-bagi, dari A sampai dengan Z. Harus selesai segala sesuatunya untuk malam puncak AMH 2010. Tepat pukul 6 semuanya telah beres, tinggal mempersiapkan diri saya (tampil dengan baju adat Bima). Saya dimakeup, disanggul, menggunakan baju adat Bima yang berwarna kuning keemas-emasan, mengenalan asesoris kalung dan anting. Tampak sangat sempurna seperti wanita Lombok^.^hehe, tiga teman saya yang lainnya mengenakan baju adat yang berbeda-beda yang tidak kalah uniknya dari baju yang saya kenakan. Kata yang tepat untuk menggambarkan kami berempat adalah “Mantabbbb”^.^

Acara berjalan lumayan lancar (hehe…..tetep gak pernah ada yang sempurna di setiap kerjaan yang dilakukan oleh tangan manusia), sampai dengan pukul 11 semua telah beres. Setelah itu saya ganti baju, berpenampilan layaknya remaja normal kembali (remaja??serasa masih muda aja..;p) dan bersiap untuk keluar mencari makanan sambil menikmati suasana malam hari di pulau Senggigi. Waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam namun sepanjang jalan masih terlihat ramai, pemandangan yang saya lihat adalah “bule-bule” dengan perawakan tinggi, kulit yang sangat putih, dan rambut pirang seperti boneka barbie yang saya miliki. Akhirnya saya dan empat teman saya yang lainnya (oh ya..bertambah satu lagi teman baru saya yaitu Dhika, Mas Dhika saya memanggilnya) memilih sebuah tempat makan yang terlihat sangat ramai dari luar jalan, suara musik yang sangat kencang dan suasana yang sedikit remang-remang. Kami mendapatkan meja diluar sehingga tidak terlalu ramai. Saya beberapa kali menengok kearah dalam, disana penuh dengan orang-orang yang sedang menikmati musik yang sangat mengundang badan untuk bergoyang. Wowww….gak jauh beda sama keadaan Kemang di Jakarta deh.hehe;p..Tidak terasa kami menghabiskan waktu cukup lama dan jam ditangan saya telah menunjukkan pukul 3 pagi.

Malam ke dua saya mengistirahatkan badan saya di Santosa Hotel, dan lagi-lagi  saya hanya sempat memejamkan mata sekitar satu-dua jaman. Sata tidak sabar menunggu pagi hari karena saya ingin melihat pemandangan pantai dibelakang hotel yang saya tempati (meski sudah dua hari saya belum sempat menikmati indahnya Pantai Senggigi). Seperti biasa saya selalu bangun lebih awal dibanding teman saya yang lainnya, saya bergegas mandi dan langsung melangkahkan kaki berputar-putar mengitari hotel tempat saya bermalam.

Wwowww…..pantai Senggigi yang begitu bersih, berisikan air laut yang berwarna biru kehijau-hijauan. Perahu dan kapa-kapal uang berserakan ditengah-tengah pantai yang terlihat sangat bebas. Saya menginjakkan kaki dipasir putih dan meninggalkan jejak langkah tanpa arti disepanjang tepi pantai Senggigi. Seorang diri saya menikmati udara pagi, melihatnya indahnya arak-arakan awan yang menyatu dengan garis tepi pantai yang tepat didepan pandangan mata saya. Sungguh saya tidak berarti apa-apa disini, karya Tuhan memang tidak ada tandingannya. Bersyukur saya pernah menginjakakn kaki dipulau ini. Ternyata Pulau Lombok tak sepedas seperti namanya, Pulau Lombok sangat berkesan manis didalam ingatan dan hati saya.

Saya balik ke kamar untuk membangunkan teman-teman saya, sebetulnya tidak tega membangunkan mereka. Saya melihat kelelapan dan wajah yang begitu tenang. Tapi mau tidak mau mereka harus bangun untuk melanjutkkan aktifitas kita selanjutnya “mengunjungi tempat-tempat yang menjadi ciri khas kota Lombok”.

Let’s start….

Saya beserta empat teman saya lainnya dan Dosen saya memulai perjalanan kami dengan terlebih dahulu singgah di rumah makan Ibu Diah untuk menyantap makan khas kota Lombok ayam taliwang (bumbu taliwang merupakan bumbu khas masakan Lombok, bumbu yang terasa pedas, asam namun sedikit terasa manis) dan sayur kanggung yang dicampur dengan tauge serta dilengkapi dengan parutan kelapa seperti “urap” dan sirami dengan sambal yang bumbu dasarnya lebih banyak tomatnya ketimbang cabainya. Kami makan sangat lahap, saya menghabiskan tiga piring nasi..hehe;p seperti biasanya. Oh ya ada yang unik dari salah satu makanan yang saya santap “sayur asam”, sayur asam kali ini cukup unik karena terdapat tomat yang begitu banyak serta kembang kol dan kangkung. Lidah saya merasakan rasa “nano-nano” karena campuran sayur-sayuran yang cukup banyak.

Perut telah terisi lalu kami lanjut ke tempat penjualan mutiara. JYI, Lombok merupakan daerah penghasil mutiara, ini merupakan salah satu mata pencaharaian masyarakat Lombok. Saya singgah di sebuah toko bernama “Lombok Pearl Collection”, disana terdapat ratusan mutiara yang telah dibuat sedemikian rupa sehingga telah dapat digunakan sebagai asesoris wanita (gelang, kalung, cincin, liontin,dll). Dari harga termurah Rp 90.000 sampai dengan Rp 150jt. Oh ya sekedar informasi, mutiara yang saya temukan di Lombok terbagi menjadi dua macam yaitu mutiara laut dan air tawar. Mutiara tersebut terbentuk karena air liur yang dihasilkan oleh kerang dan yang membuat mutiara itu bebentuk bundar atau lonjong adalah nukleus (inti sel) yang disuntikkan kedalamnya. Warna asli mutiara hanya terdapat tiga macam yaitu putih, merah muda, dan sampen. Dan hal yang perlu kita tahu untuk membedakan asli atau tidaknya mutiara adalah dengan menggosokkan keduanya, apabila terasa kesat seperti pasir dan tidak meninggalkan goresan maka mutiara itu asli dan sebaliknya. Cantik sekali mutiara-mutiara itu, sayangnya saya tidak membeli satupun karena kantong kosong..hehe;p (kidding..)

Tempat ke dua adalah toko tempat berbelanja oleh-oleh. Terdapat baju-baju yang berciri khaskan kota Lombok, kain-kain, sendal, dll.Semua sibuk dengan belanjaannya masing-masing dan saya paling cepat selesai berbelanja. Maklum saya hanya berbelanja sedikit. Cukup murah harga-harga ditoko tersebut, Rp 200rb yang saya keluarkan ditukarkan dengan dua kantong pelastik yang berisikan bermacam oleh-oleh. Cukup puas saya berbelanja^.- Disela saya menunggu teman saya yang lainnya, saya memperhatikan setiap mobil lebih tepatnya plat mobil. Plat mobil di Lombok adalah DR , dan hampir seluruh mobil disana memiliki plat mobil yang unik, saya sempat melihat plat mobil DR LOGAM dan plat-plat unik lainnya. Saya menanyakan hal tersebut kepada tour guide saya dan ternyata benar dugaan saya bahwa masyarakat Lombok selalu ingin membuat mobil miliknya dikenal oleh semua orang dengan plat yang mencirikan dirinya, malah banyak yang rela membeli mobil di Jakarta untuk memperoleh plat yang unik dan langka.

Next destination adalah Toko Mutiara di daerah Desa Sekarbela Gg. Al-Jabar tepatnya (Desa yang terkenal toko-toko mutiaranya). Sepanjang jalan, kanan kiri saya adalah toko mutiara yang bentuknya serupa. Saya tiba sudah malam hari sehingga banyak toko yang sudah tutup. Di tempat ini harga cenderung lebih murah dibanding toko pertama yang saya kunjungi. Lagi-lagi kami kembali menghabiskan uang kami.hehe;p

Ternyata mutiara itu mampu dijadikan berbagai macam asesoris, gak kalah cantiknya dengan berlian. Dengan harga yang lebih murah dari berlian (jauh sekali bedanya) namun wanita tetap bisa tampil cantik yang sama dengan menggunakan ke duanya.

Yupss…”Cantik itu tidak mahal ternyata”

^_^

Waktu sudah larut malam dan kami melanjutkan perjalanan pulang. Lelah dan ngantuk semua campur aduk. Namun tetap sama, saya sangat menikmati perjalanan saya hari ini. Malam ini ditutup dengan makan malam disebuah rumah makan atau bisa disebut dengan “Happy Cafe”. Tempat makan kali ini sangat nyaman dengan diiringi suara khas penyanyi Lombok kami menyantap makan malam kami. Badan kami sambil sedikit bergoyang mengikuti alunan musik dengan lagu-lagu yang sudah tidak asing ditelinga kami. Yupss…ini adalah malam terakhir di Lombok. Saya terus menikmati malam terakhir ini di Lombok dengan terus menatap sekeliling saya dan merasakn sejuknya angin malam.

* The Last Night at lombok

Sehari penuh menghabiskan waktu di pulau Lombok, dan tidak terasa besok sudah harus pulang kembali ke Jakarta. Namun cerita belum selesai karena besoknya saya masih sempat berputar-putar di Pulau Lombok.

Pagi hari saya tiba di Hotel yang berbeda “Holiday Inn”, letaknya tidak jauh dari hotel saya sebelumnya. Pagi hari saya kembali menimati dinginya pasir putih dan pemandangan pantai yang begitu indah. Setelah puas memandangi pantai Senggigi dan bemain dengan ombak-ombak, saya bergegas bersiap-siap untuk berenang (saya sangat menyukai renang karena setelah renang saya mampu  menikmati dan bersyukur atas nafas dan kesehatan yang saya miliki^.^). Kali ini renang saya sangat berbeda karena saya berenang ditemani dengan orang-orang “bule”..hehe, mereka mengenakan baju renang yang sangat terbuka dan berjemur dibawah sinar mentari. Yaaa….badan saya kini lebih hitam, mungkin badan terhitam yang pernah saya miliki.hehe;p (cantik tidak selalu putih koq ya?;p..membela diri.hehe).

The Last Day..

Bergegas pulang, mengemas barang-barang dan siap melaju ketempat selanjutnya “kediaman sanak keluarga Dosen saya”. Perjalanan cukup jauh sekitar satu jaman lebih, sepanjang jalan saya memandangi kanan kiri saya, pemandangan yang sama seperti saat saya ingin pergi ke Jogja dengan menggunakan kendaraan pribadi. Di mobil kami bersenda gurau, bernyanyi, tertawa. Inilah hal yang terindah yang saya dapatkan di Pulau Lombok “keluarga baru”. Bersyukur sangat kalau saya masih diberikan kesempatan berkenalan dengan orang-orang baru yang mampu membuat saya tersenyum dan  tertawa sepanjang perjalanan saya ke Lombok.^_^ Sampai juga saya di sebuah rumah yang berhalamankan yang sangat kuas dimana ditengah-tengahnya terdapat sebuah saung dan disitulah kami disajikan berbagai makanan khas Lombok. Semilir angin menemani santap siang kami dan perbincangan hangat kami.

* Di sebuah saung

Waktu sudah menunjukkan pukul satu, akhirnya kami memutuskan untuk singgah di satu tempat terakhir yaitu Mata Air  Narmada. Konon katanya nama mata air tersebut diambil dari nama salah satu mata air di India. Di dalam tempat wisata tersebut terdapat Kolam Patma Wangi yang merupakan tempat selir-selir mandi dan saat selir mandi Raja melihat dari kejauhan. Dan kami menunggu “Pedande” yang akan mengantarkan kami ke tempat mata air yang konon katanya jika kita membasuh muka kita dan meminum air dari mata air tersebut maka kita akan awet muda^.^ Akhirnya Pedande datang dan kami harus menggunakan selendang emas atau kuning yang harus diikatkan dipinggang kami. Jantung saya cukup berdebar dengan sangat kencang saat saya harus menginjakkan kaki saya masuk kedalam mata air tersebut yang terdapat di dalam sebuah bangunan kecil. Yupsss….semua serba kuning dan terdapat kolam kecil dimana mengucur air yang sangat jernih, itulah mata air yang nantinya saya harus membasuh muka saya dan meminum air dari pancuran tersebut. Kami diminta untuk memanjatkan doa dan permohonan disana. Pertama saya harus membasuh muka saya tiga kali  dengan arah dari dagu bawah sampai dengan atas kepala saya, setelah selesai saya mangambil sebuah gelas. Pertama saya ambil air yang nantinya digunakan untuk membasuh gelas yang akan menjadi tempat saya meminum air tersebut.  Setelah itu akhirnya saya meminum air tersebut dengan hati yang berdebar-debat.(heheee…;p) Saya memanjatkan doa sederhana untuk “kesehatan saya”.

* Di dalam Mata Air Narmada

*Tampak Depan Mata air Narmada

Itulah tempat terakhir yang saya kunjungi. Pemandangan yang begitu indah yang mampu menutup perjalanan saya dengan senyum dan ucapan syukur yang teramat sangat.

*Mata Air Narmada tepat dibelakang kami adalah Kolam Patma Wangi

Empat hari di Pulau Lombok meninggalkan banyak kesan..Logat masyarakat setempat yang sanagt halus dan sopan, makanan yang rata-rata sangat pedas, keadaan jalan yang sangat beda dengan Jakarta, pantai yang sangat bersahabat, semilir angin yang selalu mengibaskan rambut pirang saya, suara obak yang masih terngiang sampai dengan saat ini…

Akhirnya tiba juga di Bandar Udara Selaparang, dan kali ini saya menggunakan flight yang berbeda dan dengan waktu yang berbeda pula. Pukul 5 waktu setempat saya sudah berada di dalam pesawat. Kali ini saya kurang beruntung karena saya mendapatkan tempat duduk yang berbeda dengan teman saya yang lainnya. Pada awalnya saya sempat mengeluh tapi ternyata saya sangat beruntung. Saya satu baris dengan orang Korea. Sepasang pengantin baru yang mengahbiskan honeymoon mereka di Pulau Lombok. Saya mencoba mengingat nama mereka, Kim Young San adalah nama teruntuk laki-laki Korea itu dan untuk wanita Korea agak terdengar samar-samar namun kalau boleh saya tebak namanya Toung (entah bagaimana tulisannya, saya tidak mengerti. Saya pun berulang kali melafalkan nama tersebut namun selalu salah dimata mereka.hehe;p). Meraka sangat ramah, mereka berbagi cerita selama menghabiskan waktu di Lombok. Dengan bahasa Inggris yang terbatas saya mencoba untuk mengikuti alur perbincangan meraka dari makanan kesukaan mereka (nasi goreng dan sate ayam), anak pertama yang masih ada didalam kandungan (mereka menikah sudah lama namun baru sempat berbulan madu dibulan ini), pekerjaan mereka sampai dengan membahas tempat kuliah saya Universitas Indonesia. Sungguh perbincangan yang menyenangkan, kami tertawa dan bertukar cerita sampai dengan bertukar account Facebook dan tidak lupa saya mengabadikan kebersamaan kita^.^

*New friends of mine

Finally…..

Tiba juga di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta dengan selamat.^_^

Benar-benar perjalanan yang sangat menyenangkan..

Terima kasih banyak untuk Ibu Henny S. Widyaningsih serta Tya Tirtasari, Hanindya Restiningtyas, Aldi Ramadhan, dan Handhika Satrio Ramdhan untuk kebersamaan yang sangat mengesankan selama di Pulau Lombok…

Pelajaran selama perjalanan ke Lombok :
“Gak ada yang mustahil bagi manusia yang percaya akan kebesaran Tuhan”
Seperti saya yang mungkin takkan pernah mampu dengan uang sendiri berlibur ke Pulau lombok, tapi ternyata Tuhan memampukan saya dengan apa yang saya miliki dan saya telah kerjakan sebelumnya…

17 Comments

Filed under Jalan-jalan, Tulisan Dyan