Kata pertama yang terlontar adalah “terima kasih Tuhan” untuk angka yang biasanya dibilang “unlucky number” 13. Bagi saya angka 13 adalah angka keberuntungan, kenapa ? Karena saya bersyukur bisa sejauh ini dan bisa bertahan dari 18.ooo orang sampai dengan posisi 13 besar. Bagaimana saya tidak bangga, banyak orang yang menginginkan posisi saya tapi sayalah akhirnya yang beruntung menyandang gelar TOP 13 MasterChef Indonesia Season 2.
Pelajaran dan keluarga adalah dua hal yang terpenting yang akhirnya membuat saya amat sangat beruntung “memilih” untuk bergabung di keluarga besar MasterChef Season 2. Karantina dan kebersamaan bersama 19 besar kontestan lainnya memberikan banyak pelajaran kepada saya terutama belajar memahami 19 karakter orang. Dan bukan hanya itu, 24 jam kebersamaan membuat saya merasakan banyak hal baru. Perasaan bahagia, menangis bersama, sedikit cek-cok sana-sini, saling mengejek, dan banyak perasaan lainnya yang semuanya membuat saya merasakan memiliki sebuah “keluarga baru” yang pastinya akan saya rindukan setelah keluar.
3 chef master adalah hal baru yang membuat saya merasa beruntung, komentar dan pelajaran seputar memasak tidak mampu dibayar oleh apapun. Chef Marinka yang penuh selera humor, chef Juna yang mengajarkan kepada saya tentang perspektif hidupnya yang menjadi inspirasi untuk saya, dan chef Degan yang membuat saya membuat saya semakin tidak ingin berhenti untuk memasak. Mengenal 3 pribadi yang membuat saya bersyukur karena mampu belajar banyak hal dari mereka.
Episode 12 saya keluar dan “torpedo” menjadi seuatu yang tidak akan pernah saya lupa, baunya, bentuknya, rasanya yang sangat saya tidak suka dan akhirnya mengantarkan saya ke pressure test ke 4 dan akhirnya membuat saya keluar. Keluar dengan terhormat karena saya merasa “pisang goreng” saya tidak jauh lebih jelek dari 3 lainnya. Saya bangga karena pisang goreng saya beda dari 3 lainnya. Saya mampu melangkah keluar dari galery dengan perasaan puas, bangga dan lega meski akhirnya “air mata” pun menetes di pipi saya.
Jujur sehari sebelumnya perasaan saya sudah tidak enak, entah kenapa semangat kompetisi sudah tidak ada dalam diri saya, dan memasak di galery pun sudah tidak seantusias biasanya. “Ingin pulang..ingin pulang…ingin pulang” kalimat itu yang selalu terlintas di benak saya. Ingin kembali bekerja dan menyelesaikan tanggung jawab saya untuk kembali membangaun “Dian Communications”. Yupp..ternyata benar, saya tidak ingin menjadi juara, saya sudah mencapai tujuan saya di MasterChef ini, saya ingin semua orang tahu “meski saya sibuk bekerja” saya tetap tidak lupa dengan kodrat saya untuk menjadi perempuan yang bisa “bekerja di dapur”. Dan akhirnya saya bisa buktikan kepada semua bahwa saya “CINTA memasak” dan mau enak atau tidak saya tidak peduli. Bagi saya, saya suka memasak dan orang bisa senang karena memakan masakan saya itu sudah amat sangat cukup membuat saya mampu memilih bahagia setiap detiknya.
Melihat diri saya harus pulang di episode 12 di TV membuat saya menangis, menangis bahagia melihat diri saya yang menurut saya hebat karena mampu “mengorbankan” banyak hal untuk akhirnya bisa menjadi top 13. Melihat saya menangis di TV membuat saya ingin masuk kembali di galery bukan untuk kembali memasak dan akhirnya menang tapi “saya ingin memeluk semua teman-teman saya dan mengatakan TERIMA KASIH untuk semuanya”.
Sekarang tak akan saya sia-siakan moment yang saya punya sebagai 13 besar MasterChef Indonesia Season 2, saya akan manfaatkan apa yang telah saya dapat sekarang sejalan dengan saya tetap bekerja di dunia saya “publicist / public relations”. Nikmatnya dan indahnya hidup ketika saya mampu melakukan dan meikmati setiap hal yang saya sukai. Inilah cara saya menikmati hidup saya.
Untuk kali ini saya meminta maaf kepada “hidup” kalau amibisi saya biasanya tidak saya berlakukan di MasterChef Indonesia ini. 12 Kontestan lainnya adalah lebih baik dari saya dan lebih pantas untuk menyandang gelar MasterChef Indonesia Season 2. Selamat berjuanga kawan.. terima kasih untuk hari-hari yang penuh warna. Dan terima kasih RCTI dan Fremantle Media yang sudah memberikan saya kesempatan untuk berkompetisi di MasterChef ini.
Saya BANGGA
Saya BAHAGIA
Saya telah menjadi keluarga besar di MasterChef Indonesia Season 2.
Saya bangga menjadi pemenang ke 13
Kadang ambisi harus disimpan untuk beberapa hal yang memang tidak pantas untuk kita dapatkan. Pantas atau tidaknya kita yang mampu menakarnya. Meski kadanga kita angkat tangan untuk mengundurkan diri, kita akan tetap jadi pahlawan dan pemenang karena kita masih bisa mampu MENGHARGAI diri kita sendiri dan MENGHORMATI orang lain yang memiliki kemampaun lebih di atas kita. -Dian MasterChef
“Tetap saksikan MasterChef Indonesi setiap Sabtu-Minggu, semoga kalian bisa kembali menyaksikan saya berlaga di galery MasterChef Indonesia Season 2”