Kata-kata ini tercantum di dalam kartu ucapan perpisahan. Kata-kata yang membuat saya mampu meneteskan airmata…
Seorang Kaka, Wanita Berjilbab, tempat luapan segala cerita bahagia maupun duka. Sosok keibuan yang membuat saya nyaman untuk berbagi dengannya :
“Dian…Tidak ada satu hal yg abadi, termasuk ketidakabadianmu disini…Tapi abadikanlah kenanganmu yang pernah disini..Dan jangan lupakan kami.”
Seorang Kaka Laki-laki yang sangat taat kepada agama, yang sangat pintar dan memilki mimpi-mimpi. Dan yang selalu menegur dan menyemangati saya :
“Orang besar adl orang yg dapat melakukan pekerjaan, dimana pekerjaan itu menurut sebagian besar orang tidak mungkin untuk dilakukan, dan semua itu ada pada diri Dian, orang besar di masa depan. Amin, tetap jaga silaturahmi.”
Sosok yang sangat keibuan, mendengar kata-katanya membuat hati saya sangat tenang.Dan Teman saya pulang, saya sangat kagum kepadanya:
“Namamu seperti apa yang menyala2, mungkin begitulah harapan ortumu. Orangbnya semangat, antusias, riang, tdk putus asa bahkan sedikit heboh…Good luck Dian,…aku yakin selama namamu Dian, kamu pasti bisa sukses dimana saja kama b’ada.”
Teman sebaya, tidak juga seh, lebih muda dari saya, namun sangat dewasa, sangat menyayangi adenya. Dan sangat menenangkan, pintar, dan keibuan :
“Mba Dian.. Smoga selalu sukses. Aq salut bgd m’Mba Dian. Berani membuat keputusan yang besar & sgt berat demi sesuatu yang mba yakin akan lebih baik…Sukses selalu… Thx udah jadi Guru n’ kaka yang baik untuk aq…”
Wanita yang seumuran dengan Papah saya, namun masih terlihat muda, energic, ceria, dan gak pernah murung. Beliau mengajarkan saya untuk menjadi seorang “wanita” yang baik di mata pria :
“Semangat n tetap ceria ya Dian..Gapai cita2mu..Good luck..Jangan lupakan teman2 seperjuanganmu.”
Bapak saya, yang selalu memberikan ijin untuk pulang cepat karena ujian. Bapak yang mengajarkan saya untuk “teliti” mengerjakan segala sesuatunya :
“Putus pekerjaan bukan berarti putus hubungan silaturahmi. Tetap jaga hubungan silaturahmi yg sdh dibangun 1.5th.”
Ini adalah Bapak dimana saya sangat senang dengan anak-anaknya yang masuh kecil. Bapak yang tidak pernah salah menebak perasaan dan raut wajah saya. Bapak yang mengajarkan saya bahwa hidup itu Tuhan yang mengatur :
“Ketekunan dapat mengalahkan kecerdasan, itulah pelajaran yg saya dapat dari kamu Dian. I wish you succes.”
Saya baru menganal Beliau sekitar beberapa bulan. Sosok yang sangat friendly, bahasanya yang begitu halus dan manis. Sosok yang mengajarkan saya tentang “kekuatan mimpi”. Bapak kepala bagian saya :
“Sejak semula saya sudah melihat kamu memang berbeda, cita-cita dan impianmu yang membuat seperti itu, saya membaca buku tentang “pikiran dan perasaan manusia” ternyata saya membaca itu dari Dian, terima kasih sudah menjadi guru bagi saya…Keep in touch dan sukses selalu.”
Dan..banyak pesan-pesan dari teman lainnya. Yang jelas saya belajar banyak dari mereka. Mereka adalah keluarga ke dua yang mampu membuat saya lebih dewasa dalam menjalani kehidupan ini. Mereka mungkin perpanjangan tangan Tuhan untuk membentuk pribadi yang semakin lebih baik.
Terima kasih Tuhan.
Satu setengah tahun yang sangat berharga.