Tantang di dunia “Keartisan”

Menjadi artis adalah salah satu profesi dambaan setiap orang. Media berusaha menghibur masyarakat melalui artis-artis tersebut. Fungsi hiburan media massa ini diberikan dengan cara memudahkan seseorang utnuk menanggulangi masalah kehidupan. Maka dari itu lah banyak orang ingin menjadi seorang artis karena mereka akan dengan cepat dan instan memperoleh uang yang tidak sedikit jumlahnya.

Sosok artis yang sering muncul di TV, job- job manggung, main sinetron yang tidak pernah sepi membuat artis sangat sibuk setiap harinya. Semakin muncul di media massa, popularitas pun semakin naik. Seiring ketenaran yang melejit otomatis harta kekayaan pun bertambah banyak. Karena banyaknya tawaran manggung, main sinetron, iklan, dan sebagainya, maka artis-artis ini butuh seorang yang mampu mengatur jadwal manggung atau tampil di televisi, mengatur keuangan artis, mengatur perjanjian kontrak dengan sponsor, mengarahkan artis untuk bersikap baik di depan media, membantu artis mempertahankan eksistensi, dan menjalin hubungan dengan pihak media untuk melakukan publisitas.

Artis-artis Indonesia yang telah memiliki nama besar seperti Agnes Monica, Olga Syahputra, Helmi Yahya, Anang Hermansyah, Joshua Suherman, dan artis-artis besar lainnya memiliki cara tersendiri dalam menghandle setiap hal yang berkaitan dengan citra, publisitas, dan eksistensinya di dunia hiburan tanah air. Sebagai contoh Helmi Yahya yang dijuluki sebagai “Raja Kuis”, yang merupakan seorang presenter dan juga seorang creator kuis yang banyak dikagumi. Dengan kemampuan managementnya, Ia mampu menangani sendiri hal-hal yang berkaitan dengan ekistentsinya sebagai seorang public figure, atau dengan kata lain Ia menjadi humas untuk dirinya sendiri. Beda halnya dengan sosok artis multitalent Agnes Monica, Ia mempercayakan semua urusannya kepada kakaknya sendiri. Banyak artis yang mempercayakan keluarganya untuk menangani segala urusan-urusan yang berkaitan dengan media. Namun secara keseluruhan di mata para artis ataupun masyarakat, manajer artislah yang dilihat dan diakui sebagai seseorang yang mampu mengangkat nama seorang artis.

Keberadaan profesi manajer artis ini boleh dibilang belum terlalu lama dikenal kalangan artis di Indonesia. Awalnya, jabatan itu hanya dianggap gaya-gayaan semata. “Biar seperti band-band asing, dibilang profesional gitu,” kata sejumlah orang ketika jabatan manajer mulai dikenal di industri hiburan Tanah Air . Ketika industri hiburan kian marak, kehadiran dan peran manajer pun dirasakan makin penting. Keberadaan manajer untuk seorang artis adalah sebuah tuntutan profesionalitas yang tak bisa ditunda lagi. Di lihat di lain sisi, sampai saat ini, banyak artis pengguna jasa manajer masih dihinggapi pemahaman yang keliru tentang peran dan tugas manajer. Banyak artis hanya menganggap manajer layaknya seorang pembantu yang harus mempersiapkan segala keperluan artis, mulai membawakan baju, tas, sampai mengawalnya kala bepergian.

Pada era 1970 dan 1980-an, beberapa artis memang sudah menggunakan jasa manajer. God Bless, misalnya. Grup yang dimotori Ahmad Albar dan Ian Antono itu pada era 1970-an malah dimanajeri beberapa orang. Di antaranya, Hendra Lie yang kini jadi pemilik Mata Elang, perusahaan lighting terbesar di Asia Tenggara. Ada juga Alex Kumara yang kini direktur di TVOne atau Log Zhelebour yang kini pemilik perusahaan rekaman Logiss Record. Tapi, menurut pengamat musik Bens Leo, jasa manajer mulai marak dipakai pada era 1990-an, ketika informasi teknologi kian terbuka.

Selain mencarikan klien, manajer juga jadi wakil dari artis ketika menjalin kerja sama dengan pihak lain,” ungkap Bens Leo selaku pengamat musik. Ada berbagai pendapat mengenai tugas seorang manajer di mana seorang manajer harus lebih terkonsentrasi pada pengembangan diri si artis. Manajer juga punya peran dalam membesarkan artis yang diurusnya. Keberhasilan Slank merilis 16 album, belasan kali pentas setiap bulan, dan melakukan kolaborasi dengan artis atau band lain, tak lepas dari peran Bunda Iffet Sidharta, ibunda Bimbim, drumer Slank yang mengurus manajemen grup musik itu. Meski menerapkan manajemen keluarga, tetap saja para personel Slank puas dengan kerja Bunda. Cara kerja Bunda Ifet tak lagi tergolong amatiran. Bahkan, pada perkembangan selanjutnya, ia mulai menggunakan media cetak untuk mendongkrak popularitas Slank yang juga berfungsi sebagai wahana mempererat para Slankers melalui media ‘Koran2an Slank’.

Seperti penjelasan di atas, peran manajer artis memang sudah ada dari dahulu, sekitar tahun 1970-an. Padahal pada kenyataannya dalam sebuah management artis terdapat tiga profesi yang mendukung pekerjaan para artis tersebut sebagai public figure, yang sangat menjanjikan jika ditekuni, yakni agen artis, manajer artis, dan publicist artis. Tugas seorang agen hanya untuk mencarikan pekerjaan untuk si artis, sedangkan manajer bertugas hanya untuk mengarahkan karier artis dan membuat perencanaan atau strategi karier si artis hingga 5 tahun ke depan dan profesi seorang Publicist memiliki tugas untuk secara terus-menerus mempublikasikan artis diberbagai media untuk terpeliharanya awareness masyarakat atas keberadaan sang artis. Ke tiga profesi tersebut telah diterapkan di salah satu negara yang sudah tidak asing lagi dengan praktek publisitasnya yakni Amerika Serikat, seperti disebutkan sebagai berikut: The average American actor employs an Agent, Manajer, and Publicist, relying on a team of skilled professionals to guide and cajole a career in the right path. Aktor Amerika rata-rata mempekerjakan seorang humas Agen, Manajer, dan, mengandalkan tim profesional terampil untuk membimbing dan membujuk karier di jalur yang benar. Bisa dikatakan bahwa artis-artis Amerika Serikat sudah tidak asing lagi terhadap profesi Publicist. Seperti artis yang sudah tidak asing lagi di telinga kita seperti Madonna, Beyonce, Timberlake, Hillton, mereka menggunkana jasa Publicist untuk melakukan salah satu pekerjaan mereka yaitu berhubungan dengan media.

Hubungan Publicist dengan rekan media (pers) merupakan cara yang bisa ditempuh untuk membuat citra yang baik di depan masyarakat. Hubungan artis dengan media adalah salah satu hal yang sangat berpengaruh terhadap pencitraan artis tersebut. Segala tindak-tanduk para artis disorot oleh media, oleh karena itu artis harus selalu menjaga hubungan yang baik dengan media di tengah jadwal artis yang sangat padat, yang menyulitkan artis untuk tetap dapat menjalin hubungan dengan media. Di mana sebuah profesi atau perusahaan atau public figure sangat dituntut untuk melakukuan fungsi media relations dikarenakan media yang sangat berpengaruh terhadap pembentukkan citra.

Di sinilah dibutuhkan peran seseorang untuk dapat melakukan hal tersebut. Seperti halnya pernyataan dari Jerry Dalton Jr, salah seorang manajer komunikasi perusahaan di Aircraft Company “Praktisi PR sangat penting perannya dalam menjalin hubungan dengan media”. Artinya, hubungan dengan media sangat penting dilakukan untuk menunjang keberhasilan kegiatan PR. Hal tersebut sama seperti apa yang dinyatakan oleh seorang pakar kehumasan dari San Jose State University Lawrence & Dennis L. Wilcox, “Publisitas sebagai informasi yang tidak perlu membayar ruang-ruang pemberitahuan atau penyiarannya, namun disaat yang sama tidak dapat dikontrol oleh individu ataau perusahaan yang memberikan informasi, sebagai akibatnya informasi dapat mengakitbatkan terbentuknya citra dan mempengaruhi orang banyak dan dapat berakibat aksi – di mana aksi ini dapat menguntungkan atau merugikan saat informasi dipublikasikan.”

Dengan profesi Publicist tersebut artis dimungkinkan dapat bertahan diketatnya persaingan dunia keartisan di mana cepat sekali bermunculan artis-artis pendatang baru yang memiliki keunikkan-keunikkan tersendiri. Di maraknya artis yang bermunculan, maka dibutuhkan sesosok seorang artis yang bukan hanya dapat menghibur para masyarakat dan penggemarnya melainkan harus dapat beracting atau bersikap layaknya seorang public figure. Cara artis berbicara dan bertutur kata di depan media, cara artis menanggapi setiap gossip yang beredar di masyarakat sampai dengan cara artis bersikap di depan media adalah hal-hal kecil yang sering kali diacuhkan oleh seorang artis.

Artis harus dapat bersikap secara cerdas guna terbentuk sebuah citra yang positif di masyarakat sehingga awareness masyarakat terhadap sang artis tetap terjaga. Hal tersebut yang akhirnya dapat membuat artis mampu bertahan diketatanya persaingan di dunia keartisan sekarang ini. Jadi peranan seorang Publicist adalah mengadakan hubungan yang dapat menghasilkan, dalam hal ini hubungan yang menghasilkan dengan media. Seperti arti dari kata publisitas yang berasal dari kata inggris, publicity yang memiliki pengertian.

“Publicity is information From an outside source that is used by the media because the information has news value. It is an uncontrolled method of placing massages in the media because the source does not pay the media placement.”

Publisitas adalah informasi yang berasal dari sumber luar yang digunakan oleh media massa karena informasi itu memiliki nilai berita. Publisitas merupakan sebuah metode yang tidak dapat terkontrol, dalam penempatan pesan di media massa karena sumber tidak membayar media untuk memuat berita bersangkutan. Sehingga peranan artis dalam menjaga hubungan baik dengan media mampu dicover oleh seorang Publicist.

Amerika Serikat seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Publicist sudah bertindak menggantikan posisi artis yang ditanganinya dalam berhubungan dengan media. Media sudah terbiasa menghubungi Publicist untuk memperoleh segala informasi mengenai artis yang diharapkannya. Artis sangat berperan kecil dalam hal berkomunikasi dengan media, “Selalu berusaha mendapatkan sisi lain dari sebuah berita dan menghubungi Publicist artis dan memintanya untuk menyangkal atau mengkonfirmasi berita tersebut.” Hal tersebut yang melindungi penulis secara hukum dan membuat perbedaan antara berita yang baik atau berita mati. “Kita biasanya harus mengetahui siapa sumber berita tersebut. Kami perlu mengetahui bagaimana Publicist merespon berita tersebut. Jika mereka mengatakan “no comment”, maka sudah berarti berita tersebut benar. Salah satu alasan lagi untuk tidak mengatakan no comment. ”, ujar salah satu Publicist artis di Amerika Serikat.

Terdapat pula beberapa berita di media massa luar negeri yang memberitakan mengenai seorang artis di mana berita tersebut merupakan hasil wawancara dari Publicist artis Mereka. Hal tersebut sangat terlihat dengan jelas keefektifan menggunakan jasa Publicist di kalangan para artis Hollywood. Hubungan dengan media yang baik akhirnya dapat terus mempertahankan eksistensi artis dimata publik dan penggemarnya dikarenakan citra yang baik yang selalu dapat dijaga oleh sang artis yang memiliki rutinitas dan kesibukan yang sangat padat dengan kata lain Publicist dapat sedikit meringankan pekerjaan artis untuk berhubungan dengan media.

Rosady Ruslan, Manajemen humas dan manajemen komunikasi (konsepsi dan aplikasinya), (Jakatrta : PT Raja Grafindo Persada, 2001)
John Hartley, Communication Cultural Studies and Media Studies The Key Concepts, (Routledge: 2004)
Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa; Suatu Pengantar Edisi Kedua, (Jakarta : Erlangga 1987)

3 Comments

Filed under Komunikasi & Humas

3 responses to “Tantang di dunia “Keartisan”

  1. Kalo di indo, rata-rata artisnya sudah pada punya pubicist belum? Sepertinya lebih sering dengar manajer dan agen nya artis. Skill publicist mungkin lebih jarang ya?

  2. iin...syhabbrina

    jadi artis adalah hanya mimpi saja …hmmmm

Leave a comment