Tuhan Kembali Menegur Saya

Malam ini adalah malam yang sangat bersejarah di tahun 2012. Kenapa ? Karena Tuhan kembali menegur saya, setelah sekian lama saya terlena.

Ternyata rasa “jatuh” itu sangat nikmat. Saat hati tersilet saat itu juga hati kita bersentuhan dengan Tuhan. Seketika air mata pun keluar, dan kembali tersadar “seberapa kecilnya saya di mata Tuhan”.

Coba bayangkan, hidup yang datar dan lurus-lurus saja. Mungkin kita tidak akan pernah bisa merasakan “uluran tangan Tuhan” yang sebenarnya ada setiap harinya, yang malah tidak dapat kita lihat namun sebenarnya ada. Itulah hidup yang mungkin tidak akan membuat manusia lebih baik setiap harinya.

Malam ini saya benar-benar ditegur oleh Tuhan, namun saya bahagia. Karena semangat dan hidup saya kembali membara. Mungkin ini salah satu cara Tuhan membentuk saya menjadi pribadi yang lebih tangguh lagi. Menangis karena lelah dan menangis karena bahagia. Dua hal yang saya rasakan malam ini.

Tapi beruntunglah saya, Tuhan datangkan sosok yang mampu mengingatkan saya akan kebesaran Tuhan mempengaruhi kehidupan saya. Dua hal yang saya dapat dari Tuhan melalui perantaranya :
“Yang buat bahagia : ketika aku bisa mengurangi banyak keinginan” dan…
“Yang buat aku sedih : ketika aku sejenak lupa bahwa ada Tuhan bersama aku”

Sempurna malam saya ini Tuhan
Kembali Engkau mampukan aku untuk memperbaiki diri dan untuk semakin layak menyandang gelar sebagai hamba-MU.

*Sejatinya Tuhan lah yang mampu membolak-balikkan hati kita, menaik turunkan posisi kehidupan kita. Kita manusia hanya mampu mengikuti sekenarionya dengan tetap berperan sebagai artis yang terbaik dalam drama kehidupan yang tak pernah ada satu pun orang yang tahu kapan selesainya.

4 Comments

Filed under Hari-hari Dyan

4 responses to “Tuhan Kembali Menegur Saya

  1. Annisa

    Diaan, baguss peemilihan kata2ny, km berbakaat :* tapi aku-saya nya kurang konsisten…
    terus berkarya yaaa 😉

  2. jefri

    masih ga jelas nech…ditegurnya karena apa???? jadi komplet gtuh lho….bs jd acuan hidup ku juga

Leave a reply to Dianita Tiastuti Cancel reply